Hari pertama, kami berangkat lebih awal dari Graha Niaga Sudirman dengan tiga bis dikarenakan ada pelebaran jalan di daerah Cibubur. Saya takjub begitu tiba pukul setengah enam pagi di Graha Niaga melihat sebagian besar yang sudah menunggu keberangkatan adalah wajah-wajah baru yang belum saya kenal sebelumnya, yakni batch 5. Mereka terlihat sangat antusias sekali.
Kami tiba di Gunung Geulis sekitar setengah delapan pagi. Setelah sarapan, kami mengikuti acara pembukaan, yang kurang meriah dibandingkan dengan tahun lalu karena ketidakhadiran tim angklung Saung Mang Udjo. Bagaimanapun, Bu Susy Hermanses membuka acara dengan baik sekali. Beliau menyisipkan cerita menyentuh seputar santunan 50 buah rumah yang disumbangkan CIMB Niaga untuk korban merapi.
Acara dilanjutkan dengan sesi Team Building yang kali ini dipandu oleh Personal Growth. Seharusnya team building kali ini berjalan seru karena dikemas dalam bentuk outbound seutuhnya, tidak seperti tahun lalu yang justru lebih banyak acara indoornya. Namun, entah kenapa serasa ada yang kurang bagi sebagian peserta, bahkan saya sendiri tidak merasa all out. Mungkin karena sebagian pemandunya kurang bersahabat alias galak, dan itu sangat mengejutkan bagi saya. Mereka kurang dalam hal komunikasi terutama dalam penyampaian aturan permainan. Tidak jarang kami dilarang melakukan sesuatu saat bermain yang kami pikir sebelumnya itu tidak menyalahi aturan. Kalau memang tujuan mereka membiarkan aturan mengambang tidak jelas itu adalah untuk membiarkan kami menemukan cara sekreatif mungkin dalam permainan, setidaknya kami dapat memahaminya dengan cukup baik hingga tidak malah melanggar aturan.
Karena itulah bagi saya sesi team building terbaik adalah pada saat Annual Gathering pertama di tahun 2009.
Malam harinya puncak acara digelar, yakni Malam Keakraban. Makrab bisa dibilang sebagai puncak acara karena persiapan untuk acara ini telah menyita kami semua setidaknya sejak sebulan sebelumnya. Atau bahkan setahun sebelumnya bagi yang mengimpikan kejatuhan award di makrab. Saya senang sekali dengan makrab tahun ini, terasa sangat meriah dan benar-benar akrab sesuai namanya. Meriah dikarenakan banyaknya award yang dibagikan dan performance dari semua batch benar-benar seru. Selain itu, tema betawi untuk makrab kali ini juga makin memeriahkan suasana karena para wanita hadir dengan warna-warni kebaya betawi sedangkan para pria menampilkan beragam model pakaian betawi mulai yang sederhana seperti kaos-kopiah-celana batik sampai yang niat banget dengan beskap. MC favorit kami sejak tahun pertama, Bang Hasan, bahkan memakai pakaian ala si Pitung dengan warna merah mentereng. Bedanya, alih-alih menyisipkan golok di celananya, beliau membawa coklat batang untuk dibagikan kepada peserta yang beruntung.
Award pertama yang dibagikan adalah Best Academic Award untuk masing-masing batch. Saya sempat menjadi nominator untuk yang satu ini, tapi tetap saja belum ada apa-apanya dibandingkan juara dari batch 2, Ari Prihartini dengan IPK super fantastis dan tertinggi di antara semua juara dari tiap batch, yakni 3,97. Selanjutnya ada Best Non Academic Award, juga untuk masing-masing batch. Bedanya dari tahun lalu adalah kali ini ada tambahan dua award, yang pertama adalah Best Academic and Non Academic Award yang secara luar biasa diraih Ari Prihartini, mengalahkan sembilan nominator lainnya dari seluruh batch, serta Inspiring Scholar yang juga diraih oleh batch 2, Ekky Gompa, dengan pencapaian luar biasa di sisi non akademis dengan menjadi world champion di kompetisi yang diadakan oleh Danone. Terakhir, tersedia award bagi tim dan peserta outbound teraktif yang diperoleh oleh tim Percaya Diri dan Budi Rahayu dari batch 2.
Banyaknya penghargaan individu yang diperoleh batch 2 –bahkan sebenarnya semua individual award yang direbutkan tanpa memperhatikan batch diraih oleh individu dari batch 2- setidaknya mengurangi kekecewaan karena kami hanya juara terakhir alias juara kelima di kompetisi performance. Hasil tersebut sulit diterima mengingat kami telah habis-habisan menyiapkannya sejak sebulan sebelum Annual Gathering, namun juga cukup pantas karena performance dari batch lain benar-benar kreatif. Tiga batch menampilkan drama yang luar bisa menghibur, terutama batch overseas, si juara 1, yang menampilkan drama dengan tema yang sangat sederhana (yakni mencari kepanjangan ASEAN) namun dikemas sangat heboh dengan tokoh utama Won Bin yang justru diperankan oleh peserta yang sangat bertolak belakang dari Won Bin si aktor asal Korea itu.
Batch 4 juga menampilkan drama yang kreatif dengan aktor utama yang pandai berimprovisasi. Selain itu, Batch 3 memainkan Opera Van Jakarta yang justru menarik pada penayangan iklannya. Terakhir, batch 5 menyuguhkan dua lagu yang dibawakan dua penyanyi utama mereka sekaligus pembacaan puisi.
Bagaimana dengan batch saya? Kami memutar video di awal, seputar perjalanan kami selama empat tahun sebagai penerima beasiswa CIMB Niaga, kemudian disisipi pembacaan puisi oleh Ari dan ditutup dengan ‘lagu kebangsaan’ milik CIMB Niaga yang kami bawakan secara bersama-sama dengan dua orang soloist, Fath dan Aris. Kami cukup heboh dengan menyiapkan bendera-bendera Negara ASEAN, menyesuaikan dengan tema, dan confetti serta potongan-potongan kertas yang jika disatukan menjadi kalimat TERIMAKASIH CIMB NIAGA dan dibalik satunya merangkai kalimat WE ARE PROUD TO BE THE AMAZING BATCH 2.
Hari kedua dimulai dengan sambutan dari Bapak Ananto dari Kemendiknas yang kemudian disusul dengan acara motivasi dari tim yang sama tahun lalu, Inspirasi Indonesia, namun kali ini menghadirkan CEO-nya langsung, Bapak Hingdranata Nikolay. Acara ini cukup menggugah tapi masih kurang sensasional dibandingkan acaranya Pak Jamil Azzaini di tempat yang sama dua tahun sebelumnya. Pak Hing berbicara soal persepsi, elemen sukses (sama seperti tahun lalu) dan cara berpikir Disney. Cinta itu tidak dapat dirasionalkan, menurut beliau, oleh karenanya orang yang sedang jatuh cinta itu tidak bisa menjadi bijaksana. Video-video yang diputar cukup mengundang ‘Ooo’ dari bibir kami, terutama seputar keterbatasan fokus yang dimiliki manusia. Bagian yang menarik adalah saat kami diminta berhitung kelipatan satu dari satu sampai semampu kami dalam kurun waktu 1 menit di mana tiap kelipatan kelima kami harus mengganti angka dengan julukan yang kami buat untuk diri sendiri. Misalnya ya: satu dua tiga empat luar biasa enam tujuh delapan sembilan luar biasa. Pemenangnya ternyata mampu berhitung sampai seratus empat puluh lima.
Selepas makan malam kami diajak mengenal seluk beluk program The Complete Banker (management training versi CIMB Niaga) dan beberapa ODP di CIMB Niaga. Mbak Devi, manajer TCB, sukses menghipnotis kami semua untuk menyiapkan diri sebaik-baiknya agar dapat lolos seleksi TCB. Video TCB yang diputar menurut saya benar-benar keren dan menggugah saya. Pas sekali mengingat saya sedang mengikuti seleksi TCB dan bahkan salah satu dari ketiga Head of yang mewawancarai saya pada Hari Kamis 21 Juli ikut menghadiri makrab pada satu hari setelahnya.
Pak Hing melanjutkan sesi motivasinya usai TCB sharing. Kali ini dia berbicara singkat seputar six thinking hat, bahwa ternyata tidak ada topi atau cara berpikir yang ‘gue banget’, setiap orang memiliki keenam topi tersebut dan dapat memakainya bergantian menyesuaikan dengan kondisi. Kemudian ada sesi perenungan yang mengundang deras air mata dari kami, disusul dengan pemecahan balon serentak yang berisi sobekan kertas yang telah kami tulisi dengan kesalahan-kesalahan yang pernah kami lakukan dalam hidup yang membuat kami tidak bisa memaafkan diri kami karenanya. Sebagai penutupan, dua orang yang paling (merasa) imut di antara kami semua, yakni Ayu dari batch 3 dan saya (terima kasih buat teman-teman yang sudah sangat lantang mempromosikan saya agar dipilih, haha) memecahkan potongan kayu yang cukup tebal. Luar bisa pengalaman yang satu ini menurut saya.
Malam itu ditutup dengan perkenalan Ikatan Alumni Beasiswa CIMB Niaga oleh Kak Imam, Kak Febri dan Mas Tupon dari Batch 1 serta welcoming party sederhana yang diperuntukkan bagi batch 5 dan overseas.
Hari terakhir full dengan pengumuman-pengumuman. Yang pertama dari Bu Juty mengenai adanya addendum perjanjian beasiswa kami, lalu mengenai internship, disusul dengan pengumuman tentang CIMB Niaga di social network (yang ini cukup menarik minat kami terutama saat membahas pembicaraan dua kasus top di dunia digital, dan lagi-lagi ada pemutaran video yang super keren dan menambah wawasan), dan terakhir mengenai program Beasiswa Unggulan.
Kesimpulan saya adalah bahwa Annual Gathering memfasilitasi kami untuk bermacam hal: belajar bekerja sama dalam satu tim, menyelesaikan masalah, berkompetisi secara jujur, menanamkan persepsi positif untuk meraih sukses, belajar bersyukur, mempererat persaudaraan, refreshing menghilangkan penat (tersedia fitness center, lapangan futsal, lapangan tenis, kolam renang, dan ruang karaoke), bernaris ria (kapan lagi berfoto dengan pemandangan indah dan bersama kawan-kawan yang mungkin hanya dapat ditemui sekali dalam setahun) dan bahkan perbaikan gizi (kami disuguhi makan besar dengan menu komplit dan snack masing-masing 3 kali sehari). Saya setuju sekali dengan pendapat salah seorang peserta dari batch 5: “Kami benar-benar dimanja di sini.”