Saturday, July 30, 2011

Resensi Jalan Cinta Para Pejuang: Cinta, Sebuah Kata Kerja


Membaca karya-karya Ust. Salim A. Fillah merupakan kenikmatan tersendiri bagi saya. Uraian kata-kata beliau nan indah selalu mengundang takjub. Untaian hikmahnya membuat diri ini tergerak dan tersadar betapa sedikitnya ilmu dan amal saya. Dan, buku Jalan Cinta Para Pejuang ini memiliki tempat tersendiri di hati saya karena menjawab tanya seputar cinta di hati ini sejak lama.

Cinta adalah kata kerja, begitulah beliau berpendapat dalam buku ini. Artinya kurang lebih cinta itu tak mempedulikan bagaimana sesungguhnya perasaanmu, ia hanya menuntut bukti nyata dalam perilakumu. Maka, tak salahlah jika Umar ibn Al-Khattab dalam sekejap mengubah definisinya akan cinta dari “Ya Rasulallah, aku mencintaimu seperti kucintai diriku sendiri” menjadi “Aku mencintaimu lebih dari apapun di dunia ini, Ya Rasulallah” saat dikoreksi Sang Nabi SAW bahwa mencintai beliau harus dilakukan terlebih dulu sebelum mencintai diri sendiri dan keluarga. Bagi Umar, menata ulang cintanya hanyalah menata ulang kerja dan amalnya dalam mencintai. Mencintai Allah, RasulNya, berjihad di jalaNya , atau bahkan mencintai pasangan hidup sudah seharusnya melampaui batas-batas perasaan suka dan tidak suka. Begitulah seharusnya cinta, tak berumit-rumit dengan apa yang ada di dalam hati.

Buku ini terbagi menjadi tiga langkah utama, yakni ‘dari dulu beginilah cinta’ yang berbicara mengenai konsep-konsep keliru seputar cinta model Laila-Majnun atau Romeo-Juliet, kemudian diikuti dengan ‘dunia kita hari ini’, mengupas gambaran dunia saat ini yang perlu ditaklukan oleh para pejuang cinta, dan langkah terakhir adalah ‘jalan cinta para pejuang’. Langkah terakhir ini terbagi menjadi empat tapak, masing-masing adalah visi, gairah, nurani, dan disiplin. Keempatnya membicarakan secara terpisah bagaimana membentuk empat dimensi cinta menurut Ust. Salim: intelektual, emosional, spiritual, dan fisik.

Semua penjelasan di buku ini sangat runtut, berdalih kuat dengan menyisipkan baik itu penelitian-penelitian para ahli, kisah-kisah teladan Sang Nabi SAW beserta para sahabatnya, dan bahkan ayat-ayat suci Al-Qur’an. Para pembaca, sebagaimana saya mengalaminya, pastinya akan dibuat takjub dengan keluasan ilmu yang telah dianugerahi oleh Allah SWT kepada Ust. Salim.

Yang terpenting, pembeda buku ini dari banyak buku lain seputar cinta terutama terletak pada kesan yang ingin ditimbulkan dari buku ini seputar cinta, yang sudah dimulai sejak pemilihan judulnya. Cinta dilekatkan dengan semangat juang, karena cinta itu kokoh lagi mengokohkan, tidak lemah, tidak cengeng, namun hidup, bersahabat, dan bermanfaat. Luar biasa.

Saya belum menemukan kekurangan apapun dari buku ini, dan kebanyakan orang mungkin akan berpendapat sama dengan saya. Alur buku ini memang cukup rumit untuk dipahami pada awalnya, namun di situlah terletak keasyikannya. Saya yakin para pembaca nantinya akan sering sekali berucap “Ooo” pertanda takjub saat menyelami untaian hikmah di buku ini.

Jakarta, 29 Juli 2011
Maryam

blog comments powered by Disqus
 
Copyright Another Wall 2009. Powered by Blogger.Designed by Ezwpthemes .
Converted To Blogger Template by Anshul .